Salah satu negeri Muslim yang mengalami kezaliman paling parah hari ini adalah Syria. RTakyat diserang dengan artileri berat dan pesawat tempur.
Pada awalnya, seperti negeri-negeri lainnya di Timur Tengah, Muslim Syria mengadakan demonstrasi damai menuntut perubahan. Rezjim Basyar Asad yang mewarisi kekuasaan dari ayahnya, Hafidz Asad, kemudian menghadapi demo itu dengan represi kejam.
Maka rakyat Muslim yang 40 tahun ditindas minoriti Nushairi pun melakukan penentangan. Mereka seperti semut yang menggigit kerana diinjak-injak dengan kejam.
Untuk lebih memahami apa yang tengah terjadi, Eramuslim pun mengutus wartawannya, Fahmi Suwaidi, untuk meliput keadaan di sana. Ia menyertai pasukan Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI) yang mengirimkan pasukan doktor dan bantuan kemanusiaan ke sana. Insya Allah hasil liputannya akan dimuat secara berseri di website (Eramuslim) ini. Semoga meningkatkan kepedulian Muslim di Indonesia terhadap keadaan saudara seimannya di Syria.
Hari Pertama
Masjid yang Dihentam 500 Kali
Hari pertama di Salma, sebuah kota di Syria, kami berjalan-jalan keliling kota. Cuaca yang mendung membuat tak ada serangan udara. Kami dibawa Abu Muhammad, sesepuh di kota itu, melihat-lihat sisa-sisa keindahan kota pelancongan yang kini hancur kerana serangan bom, roket dan mortar.
Salah satu yang kami kunjungi adalah masjid. Berlantai dua, bahagian atas untuk solat, bahagian bawah untuk madrasah. Masjid yang indah dengan sentuhan marmar di seluruh penjurunya kini nampak berantakan.
Dari luar, menaranya masih nampak menjulang gagah. Namun beberapa lubang terlihat jelas, bekas tembakan roket. Lubang yang lebih besar juga terlihat di sampingnya. Air menggenang dari sisa hujan yang menerobos melalui lubang-lubang di dinding.
Abu Muhammad menunjuk ruang bawah yang berfungsi menjadi madrasah. “Dulu hospital pernah ditempatkan di sini. Namun kerana kerap diserang, lalu dipindahkan.”
Setelah kembali ke rumah sakit, Dr Romi berkisah bahawa selama dua bulan berbasis di masjid mereka mendapat 500 kali serangan. Baik berupa tembakan mortar, roket maupun bom dan birmil. Alhamdulillah, mereka masih dilindungi Allah dengan keselamatan dan ketenangan.
Jika hitungan itu benar, maka rata-rata setiap hari masjid merangkap rumah sakit itu mendapat lapan kali serangan. Setiap tiga jam sekali tembakan diarahkan ke rumah Allah itu. Tapi mengapa menjadi sasaran khusus?
Menurut ketua Hospital Salma itu, rejim Basyar Asad memang mengincar masjid sebagai tempat kaum Muslimin berkumpul dan beribadah. Ditambah lagi adanya rumah sakit di sana. “Rejim barbar itu tak sudi membiarkan ada rumah sakit yang merawat para korban kekejamannya,” ujarnya getir.