Perpustakaan Denmark 'Royal Library' - perpustakaan terbesar dan terpenting di seluruh Skandinavia menyatakan keinginannya untuk menyimpan kartun-kartun kontroversi yang pernah dimuatkan dalam akhbar Denmark dua tahun yang lalu.
Kartun-kartun itu mencetuskan kemarahan dunia Islam karena memaparkan gambar-gambar yang menghina Nabi Muhammad Saw. Namun jurucakap Royal Library Jytee Kjaergaard, seperti dikutip surat kabar Guardian edisi Rabu (30/1) mengatakan, pihaknya tidak bermaksud mempamerkan kartun-kartun itu, tapi hanya menyimpannya agar generasi generasi akan datang tahu bahawa kartun-kartun pernah mencipta sejarah di Denmark.
Royal Library akan mengambil alih hak milik kartun-kartun tersebut atas nama muzium seni kartun Denmark, untuk kepentingan pelestarian benda-benda yang dianggap bersejarah. Royal Library sendiri sudah megesahkankan kartun-kartun menghina Nabi Muhammad Saw itu sebagai bahan bersejarah.
"Di sinilah tempat yang sesuai untuk menyimpan kartun-kartun itu karena kami akan mengambil langkah keselamatn untuk menjaganya. Kartun-kartun itu akan diperlakukan seperti buku-buku langka lainnya, " kata Kjaergaard seraya menambahkan yang kartun-kartun itu tidak akan dipamerkan umum.
"Tidak mudah bagi orang yang datang untuk melakukan sabotaj karena sesiapa pun yang ingin melihat kartun-kartun itu, walaupun untuk tujuan penyelidikan mesti membawa surat sokongan dari profesor universiti orang yang berkaitan, " jelas Kjaergaard.
Rencana Royal Library menyimpan 12 kartun yang pernah dimuat dalam akhbar Denmark Jylland Posten pada 12 September 2005, menarik minat sebuah media khusus muzium untuk membuat artikel tersebut. Namun pengarah media tersebut, Ervin Nielsen ingin memasang kartun-kartun tersebut sebagai ilustrasi artikelnya.
"Kalau perpustakaan berhasil mendapatkannya, kami ingin memperlihatkan kartun-kartun itu bersama dengan laporan-laporan media tentang penyiaran dan aksi-aksi protes yang mengecamnya, " kata Nielsen.
Menurut Nielsen, ia hanya ingin menyampaikan informasi dan bukan ingin memprovokasi dengan menyiarkan kembali kartun-kartun itu dalam artikelnya.
Bagaimana dengan reaksi 200.000 warga Muslim Denmark terhadap rancangan Royal Library? Organisasi Danish Muslim Society menyatakan mereka tidak akan terprovok. "Kami tidak akan melakukan aksi protes apapun, karena kami juga tidak mendapatkan hasil apapun ketika kami berusaha menuntut akhbar-akhbar yang menyiarkan kartun tersebut, " kata juru bicara Komuniti Muslim Denmark, Kasem Said. (ln/iol)